BERPEGANG TEGUH KEPADA TALI ALLAH DAN LARANGAN BERPECAH BELAH

Posted by Unknown Senin, 04 Juni 2012 4 komentar

 بسم الله الرحمن الرحيم

BERPEGANG TEGUH KEPADA TALI  ALLAH
DAN LARANGAN BERPECAH BELAH
Upaya Pe-lurusan Fikrah Keluarga Menuju Salaf Ash-Shalih


I.  MUQODIMAH

Segala puji bagi Allah yang  mengurusi langit, bumi dan se-isinya. Semua makhluq tunduk kepada Allah. Sholawat dan salam mudah-mudahan tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para  Sahabat, Tabiin dan Tabiut Tabiin dan kepada siapa saja yang mengikutinya sampai hari kiyamat.
Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Saya wasiatkan kepada kaum muslimin / muslimat  untuk selalu bertaqwa kepada Allah. Karena sebaik-baik bekal menuju akhirat adalah taqwa kepada-Nya.
Abdullah bin Mas’ud berkata : Sesungguhnya sebenar-benar kalam adalah Al-Quran, sekuat-kuat tali adalah taqwa, sebaik-baik jalan adalah Sunnah Muhammad, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk para Nabi, semulya-mulya perkataan adalah dzikir kepada Allah, sebaik-baik kisah adalah kisah di dalam Al-Qur’an, apa yang sedikit-cukup lebih baik daripada-banyak tapi melengahkan, sejelek jelek penyesalan adalah penyesalan di hari qiyamat.
Abdullah bin Mas’ud : Jika kamu ingin mencari jalan hidup, carilah jalan-nya orang-orang yang telah mati, maksudnya para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, karena mereka lebih faham ajaran Islam, ilmu mereka lebih dalam, hati mereka lebih bersih. Kalau kamu mau mencari jalan hidup kepada orang yang masih hidup, sungguh mereka tidak bisa lepas dari fitnah-fitnah.
Imam Syafii berkata : siapa yang tidak cinta kepada ilmu, maka ia tidak ada kebaikan di dalam dirinya, karena ilmu merupakan kehidupan bagi hati dan pemberi cahaya bagi pandangan mata.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata :  di dalam rumah Rosulullah hanya ada dua ilmu, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Khotib Al-Baghdady berkata : seseorang tidak akan mendapatkan ilmu-Islam  kecuali ia harus mencarinya dengan cara mengorbankan waktu, yaitu menutup kios / toko-nya sementara,  meninggalkan sejenak  sawah ladangnya dan meninggalkan kawan dekatnya.
Abu Abdullah Muhammad bin Said bin Ruslan berkata : Sebenarnya tujuan mencari ilmu hanya ada dua, yaitu untuk mentauhidkan Allah / takut kepada Allah dan beribadah kepada-Nya secara benar.

II. AJAKAN BERPEGANG TEGUH KEPADA TALI ALLAH
    DAN LARANGAN BERPECAH BELAH


وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. ( QS. Ali Imran : 103 )
Catatan :
·      kebiasaan / adat jahiliyah adalah : bermusuh-musuhan / berpecah belah
·      kebiasaan orang beriman adalah : hatinya bersatu dan saling bersaudara.

III. CARA MEMAHAMI AYAT AL-QUR’AN

Agar kita tidak sesat mencari jalan hidup, kita ikuti pemahaman Salaf Ash-Shalih, yaitu Sahabat, Tabi’in dan Tabiut Tabi’in atau kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka.
Anas bin Malik : bila orang hari ini tidak kenal generasi salaf pertama, ia tidak akan faham Islam sedikitpun.
Abdullah bin Mas’ud : Ikutilah langkah kami, kamu akan cukup, jangan berbuat bid’ah
Ibnu Abbas : ikutilah langkah kami dan tinggalkanlah bid’ah, ingatlah tindakan dengan dasar hawa nafsu tidak akan menyelesaikan masalah / perkara.

IV. PEMAHAMAN AYAT TERSEBUT MENURUT SALAF

Imam As-Sudy, Mujahid, Dhohak, : tali Allah adalah Al-Qur’an.
Abul Aliyah : tali Allah adalah Ikhklash 
Imam Tobari : Seluruh tali di situ adalah Al Islam. 
Imam Ibnu Katsir : Al-Qur’an itu tali Allah yang sangat kuat, dia merupakan jalan yang lurus.
Imam Al-Qurtubi berkata : ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada Qur’an dan Sunnah secara keyakinan dan amalan, karena hal itu akan menyatukan kalimat, menyatukan perbedaan dalam menangani urusan dien, dunia dan perdamaian dari marabahaya perpecahan, ayat itu mengajak untuk selalu mengadakan pertemuan dan melarang perpecahan.
Imam Nawawi  : Berpegang teguh dengan tali Allah adalah memegang janji Allah dengan cara mengikuti Al-Qur’an dan ber-akhlaq dengan akhlaq Al-Qur’an. 
Imam Syatibi : Saya sendiri melihat orang yang mengikuti sunnah itu akan mengalami ujian berat bahkan akan hancur, tapi ingat, sebenarnya itu merupakan kesuksesan/kemenangan
Sabda Nabi : Siapakah orang yang memecah belah Islam ? yaitu orang yang selalu mengikuti hawa nafsu dan ahli bid’ah dari ummat ini. Sesungguhnya setiap dosa itu ada taubat, sedang orang yang mengikuti hawa nafsu dan ahli bid’ah mereka sulit bertobat / kapok. Saya berlepas diri dari mereka. HR. Ibnu Abi Ashim
Imam Ats-Tsauri : Orang ber-dosa bisa taubat, ahli bid’ah sulit taubat, karena orang berdosa bisa sadar, sedang orang bid’ah biasanya ngeyel karena merasa benar
Ibnu Taimiyah : Sunnah itu seperti kapalnya Nabi Nuh, siapa mau naik di atasnya akan selamat, siapa tidak mau naik akan tenggelam
Malik bin Anas & Umar bin Abdul Aziz: Sesungguhnya orang yang mendapatkan rahmat adalah tidak berselisih. Sesungguhnya setiap orang punya kesiagaan, dan tiap siaga itu ada waktu, bisa condong ke sunnah atau bid’ah, siapa yang condong ke sunnah dia dapat petunjuk, jika condong ke  bid’ah maka ia akan hancur.
Al-Hasan : Pelaku bid’ah itu kerja kerasnya, shoum dan sholatnya hanya menambah jauh kepada Allah. Janganlah bergaul dengan ahli bid’ah, nanti hatimu bisa sakit.
Sofyan Ats-Tsauri : Omongan tidak akan lurus tanpa diamalkan, omongan dan amalan tidak akan lurus kecuali harus ada niyat. Omongan, amalan dan niyat tidak akan lurus kecuali harus sesuai dengan Sunnah Nabi SAW.

V. KESIMPULAN

                1.  Semangat mencari ilmu Al-Qur’an As-Sunnah dengan pemahaman yang benar terus kita hidupkan, karena ilmu merupakan cahaya dan dengan cahaya ini kita akan mengerti benar, apa saja yang ma’ruf & mungkar  yang ada di dalam diri dan rumah tangga kita. Tanpa ilmu, tanpa cahaya, sehingga hawa nafsu akan mendominasi langkah kita.
                2.  Surat Ali Imran : 103, adalah cahaya ilmu yang mengingatkan  diri kita termasuk mata, telinga, hati & anggota badan kita sendiri dan keluarga kita, agar selalu di-ikat dengan tali Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selanjutnya kita diperintah bersatu, bukan berpecah belah.
                3.  Kita tinggalkan sikap-tindakan yang berdasarkan hawa nafsu, karena tindakan dengan dasar hawa nafsu  tidak akan menyelesaikan masalah.

VI. EVALUASI KELUARGA

                1.  Sudahkah kita memahami Al-Qur’an & As-Sunnah dengan benar ?
                2.  Jangan-jangan kita sendiri mengaku orang Islam, tetapi bila diajak untuk memahami Islam secara benar, justru kita menolak, dan ternyata kita masih mengikuti hawa nafsu kita sendiri. Atau kita hanya mengikuti orang lain yang dasarnya HAWA NAFSU. 
                3.  Jangan malu bertanya kepada diri kita sendiri / orang lain, SIKAP INI DASARNYA HAWA NAFSU atau WAHYU. Jika dasarnya wahyu Allah dan Sunnah Nabi, kita ikuti. Ingat, mengikuti tindakan dengan dasar hawa nafsu, tidak akan menyelesaikan masalah dan semakin rumit.
                4.  Hal tersebut insya Allah akan terjawab, bila kita hidupkan majlis taklim dalam keluarga kita dengan kajian yang betul-betul kembali kepada pemahaman Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salaf Ash-Shalih.


VII. SUMBER BACAAN

          1.  Al-Qur’an dan Tarjamahnya DEPAG-RI
          2.  Tafsir Al-Qurtubi, Imam Al-Qurthuby IV/164
          3.  Tafsir Ath-Thobari, Imam Ath-Thabary IV/32
          4.  Tafsir Al-Qur’anul Adzim, Imam Ibnu Katsir I/389
         5.  Al-I’tisham, Imam Asy-Syatibi
         6.  Imam Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim XII/11,.
         7.  Shifatu Shoffah, Ibnul Jauzi, I/411.
                                                                                   
                                                                                                                                   8. Al-Iqna’ Lisy-syarbini, Muhammad Asy-Syarbini  Al-Khothib, I/11.
                                                                                                                    1.  9. Adab Tholibil Ilmy, Abu Abdullah Muhammad bin Said bin Ruslan, hal. 25

                                               
                                                                                                                                           
              

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BERPEGANG TEGUH KEPADA TALI ALLAH DAN LARANGAN BERPECAH BELAH
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://azmiipratama.blogspot.com/2012/06/berpegang-teguh-kepada-tali-allah-dan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

terima kasih gan.. uda berbagi..
ane lagi cari artikel ini akhirnya ketemu juga.
nice

Unknown mengatakan...

Setahu saya,, Yang namanya tali ya di ilustrasikan seperti tali, " berpegang teguhlah kalian kepada 'TALI' ALLAH. Ulama fiqih mengartikan tali dengan Agama. Ulama tariqat mengatakan tali itu ya seperti Tali yaitu " silsilah dalam suatu syekh Yang pada awalnya dimulai oleh malaikat jibril.. terus kepada nabi Muhammad Saw, terus kepada tabiin, terus kepada tabiin2 Dan sampailah kepada ulama yg mengajarkan ajaran nabi yaitu ulama/ syeih tariqat bukan ulama fiqih. Itulah yg seperti tali sambung menyambung.

Unknown mengatakan...

Setahu saya,, Yang namanya tali ya di ilustrasikan seperti tali, " berpegang teguhlah kalian kepada 'TALI' ALLAH. Ulama fiqih mengartikan tali dengan Agama. Ulama tariqat mengatakan tali itu ya seperti Tali yaitu " silsilah dalam suatu syekh Yang pada awalnya dimulai oleh malaikat jibril.. terus kepada nabi Muhammad Saw, terus kepada tabiin, terus kepada tabiin2 Dan sampailah kepada ulama yg mengajarkan ajaran nabi yaitu ulama/ syeih tariqat bukan ulama fiqih. Itulah yg seperti tali sambung menyambung.

Hilmi Tantan mengatakan...

terimakasih, jika anda berminat tentang Xdrakorindo silahkan berkunjung..

Posting Komentar

Template by Cara Membuat Email | Copyright of KREATIFITAS ANAK BANGSA.